DETEKSI GANGGUAN PENDENGARAN ANAK ANDA SEJAK LAHIR !

MANADO, PENDIDIKAN218 Dilihat

Oleh : dr. Caren Cornela Pangow

Gangguan pendengaran pada anak sangat penting untuk dideteksi sedini mungkin mengingat pentingnya peranan fungsi pendengaran. Bagi anak fungsi pendengaran berpengaruh dalam perkembangan bicara dan berbahasa, sosialisasi dan perkembangan kognitifnya. Menemukan gangguan pendengaran pada anak tidak mudah, hal ini sering diabaikan karena orangtua tidak langsung sadar bahwa anaknya mengalami gangguan pendengaran. Banyak orangtua baru menyadari saat anak sudah besar. Keterlambatan dalam diagnosa akan membuat keterlambatan intervensi dan dapat membawa dampak serius bagi perkembangan anak selajutnya.

Gejala gangguan pendengaran yang perlu diperhatikan adalah kurangnya respons anak terhadap suara, anak kelihatannya kurang perhatian terhadap sekitarnya, anak tampak tidak tertarik pada permainan yang melibatkan suara, ucapan anak sulit dimengerti, anak bicara terlalu lemah atau bahkan terlalu keras, ataupun anak sering meminta pengulangan instruksi dan tampak bingung saat diberikan arahan bisa menjadi tanda adanya masalah pada pendengaran.

Ada beberapa faktor penyebab gangguan pendengaran pada anak seperti riwayat keluarga, infeksi saat kehamilan, kelahiran prematur, dan seringnya anak terpapar suara keras.

Cara paling sederhana untuk mendeteksi pendengaran anak sejak dari bayi adalah diberikan stimulasi suara agar dapat mengetahui responnya. Misalnya saat bayi sedang tidur, kemudian diperdengarkan suara didekatnya apakah langsung bangun dan menangis, atau membunyikan bunyi-bunyian di sekitar telinga apakah bayi akan menoleh kearah bunyi tersebut. Jika pendengaran bayi tersebut baik, maka bayi akan memberikan respons. Jika bayi tidak memberikan respons maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir tidak menimbulkan rasa sakit dan dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 5-10 menit. Pemeriksaan dilakukan saat bayi sedang tidur atau berbaring. Metode pertama yang umumnya digunakan adalah pemeriksaan respons batang otak auditori otomatis (AABR) metode ini mengukur seberapa baik saraf pendengaran dan otak anak merespons suara. Earphone lembut digunakan untuk mengirimkan bunyi klik atau nada ke telinga bayi sementara sensor yang dipasang di kepala bayi mengukur respons. Tes pemeriksaan ini digunakan untuk bayi baru lahir dan bayi hingga usia 6 bulan, dan harus dilakukan saat bayi sedang tidur. Metode kedua adalah pemeriksaan emisi otoakustik (OAE) mengukur gelombang suara yang dihasilkan di telinga bagian dalam anak. Sebuah probe kecil ditempatkan tepat di dalam liang telinga, untuk mengukur respons telinga (gema) saat bunyi klik atau nada diperdengarkan pada telinga anak. Tes ini dapat digunakan untuk bayi baru lahir, tetapi juga dapat digunakan untuk anak yang lebih besar.

Tes pendengaran pada anak tidak bisa ditunda dengan alasan usia anak belum memungkinkan untuk dilakukan tes pendengaran. Gangguan pendengaran pada anak bisa bersifat sementara atau permanen. Namun demikian, yang paling penting adalah mendeteksi gangguan pendengaran sedini mungkin agar bisa ditangani dengan tepat, sehingga tumbuh kembang anak tetap bisa berjalan optimal. Jangan ragu memeriksakan fungsi pendengaran anak ke rumah sakit ataupun ke dokter spesialis THT-BKL terdekat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *