Peliput : Redho
GLOBAL BERITA, SURABAYA– Pengamat Politik dari Universitas Surabaya (Unesa) Moch Mubarok Muharam menyebut videotron #2024MeluCakEri yang muncul di beberapa jalan di Kota Surabaya memang berpesan untuk berkampanye.
Menurut Mubarok, videotron atau megatron itu semua orang berhak menyewa, tidak hanya berpesan politik saja maupun ekonomi. Namun, terpenting sifatnya tidak menghasut, memecah belah, kebohohongan, atau pesan negatif lainnya.
“Ketika Eri menggunakan itu wajar, semua ya berhak. Tetapi memang pesan itu keliatan bernada kampanye untuk Eri. semua pasti tau bahwa Eri itu akan maju, entah di Pilwali atau Pilgub sebagai Wakil Gubernur, pesan itu intinya kan,” ungkap Mubarok, kepada media (5/6/2023).
Apalagi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sendiri mengaku tidak tahu menahu soal siapa yang melakukan pemasangan Videotron yang memperkampanye dirinya. Mubarok menilai meski pun kemungkinan yang memasang adalah relawan. Artinya, relawan Eri Cahyadi tersebut mempunyai power budget yang kuat.
“Yaiya jelas, kan gak mungkin kalo menyewa Megatron itu, itu tidak punya biaya, itu jelas punya biaya. Apalagi nanti kita liat, itu sampai seberapa lama itu, biasanya itu satu bulannya itu Rp 30 Juta itu bayarnya, setau saya loh ya,” jelasnya.
Diketahui, videotron berdurasi sekitar 10 detik itu dibagi menjadi dua background. Background pertama berwana merah dan putih, serta putih dan abu-abu.
Tampak videotron Eri Cahyadi disertai ujaran ‘Lanjutkan Surabaya Hebat’ di sisi kirinya. Ditambah lagi tercantum dua hastag, diantaranya #2024MELUCAKERI dan #RELAWANERICAHYADI yang ditempatkan di bawah foto.
Menanggapi itu, Mubarok mengungkapkan dengan videotron kampanye itu menunjukkan Eri Cahyadi ingin menantang atau ingin mendahului untuk berkampanye.
“Artinya relawan Eri itukan kesusu (keburu-buru), terlalu cepat, wong dia end combined,” jelasnya.
“Masih lebih berpotensi menang ya kan? Ini malah dan belum tahu siapa penantangnya kan? Belum ada penantangnya (Eri),” sambungnya.
Lebih lanjut Mubarok pun menjelaskan hal itu merupakan antisipasi Eri Cahyadi yang terlalu dini. Sebab, ia menilai ketakutan relawan ada calon yang kuat melawan Eri Cahyadi.
“Itu menunjukkan juga Eri, dia mengantisipasi terlalu dini, dia takut nanti ada calon yang kuat, sehingga dia harus jauh-jauh hari dalam tanda kutip ‘mengkampanyekan dirinya’, relawannya lah katakanlah relawannya,” tuturnya.
Ia menambahkan relawan yang memasang videotron tersebut tidak menutup kemungkinan mempunyai hubungan yang baik dengan Eri Cahyadi. Entah, mungkin ikatan pertemanan lama atau mendapatkan keuntungan dari Eri.
“Logikanya loh, tiba-tiba masang gambarnya gak tahulah siapa, contoh untuk saya kampanye kan kalo saya gak ada punya hubungan baik kan ndak mungkin,” ucapnya.
“Ya, atau ikatan pertemanan yang lama, tapi kalau dikatakan ikatan lama, apakah gak berat menyewa itu, itu tuh mahal banget kan,” pungkasnya.