Peliput : Kang Safarudin
RAMAINYA Bulan Syawal tak kalah ramai dari Hari Raya Idul Fitri. Pesta pernikahan digelar besar-besaran hampir ada saja tiap harinya, jedag jedug musik menjadi sinyal persiapan amplop.
Dalam melangsungkan pernikahan, sebenarnya ajaran Islam tidaklah mengharuskan dilakukan secara besar-besaran yang terpenting terpenuhi syarat dan rukun nikahnya. Kendati demikian pada kenyataannya, banyak diantara kita yang rela merogoh kocek yang cukup besar untuk memberikan kenang-kenangan manis pada hari bahagia dan bersejarah,untuk putra/putri tercinta.
Seperti halnya hari ini, Minggu (7/5/2023) Wartawan Globalberita.com menyempatkan hadir memenuhi undangan dan memberikan selamat pada salah satu rekan yang sedang melangsungkan resepsi pernikahan.moment bahagia tersebut berlangsung di Desa Suka Damai Baru, Sungai Lilin Muba Kabupaten Musi Banyuasin.
Aura kebahagiaan bukan hanya dirasakan oleh pasangan pengantin tapi menyelimuti disekitarnya, mengapa tidak ?
Yang hadir bukan hanya sekedar mengucapkan selamat tapi lebih dari itu dijadikan moment halal bi halal bagi mereka yang belum sempat berjabat tangan,bermaaf-mafan di hari fitri. ini menjadi nilai plus tentunya.
Lalu mengapa ada juga yang menyematkan Bulan Syawal adalah ‘bulan pernikahan’ ?
Berikut sandaran hukum untuk umat muslim tentunya ‘Aisyah radiallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahiku di Bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan Syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah Radiyallahu ‘anhaa dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal” (HR. Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, pernikahan pada Syawal adalah mustahab atau dibolehkan.
Imam Nawawi menyampaikan Aisyah RA melalui perkataannya ingin memberi tanggapan terhadap kultur yang terbangun pada masa jahiliyah, di mana pada masa itu, orang-orang Arab enggan menikah di bulan Syawal karena menganggap akan mendatangkan sial.*